Empat Tren Supply Chain di 2016

Ilmu Purchasing: Empat Tren Rantai Supply di 2016

Nye Longman - SupplyChainDigital.com
ilmu purchasing, supply chain
Supply Chain
Berdasarkan yang Grant Marshbank (COO dari VSc Solutions) bilang, supply chain akan menghadapi berbagai macam tantangan. “Para manajer supply chain sudah mendapatkan tekanan yang sangat keras untuk beradaptasi dengan turbulensi ekonomi, isu-isu buruh, dan ekspansi pasar global”, katanya.

“Kabar buruknya, perubahan itu tidak berjalan lambat. Sedangkan kabar baiknya adalah tren yang muncul tersebut menimbulkan kesempatan untuk mengurangi berbagai biaya dan ongkos produksi mesin yang menggunakan bahan baku yang berasal dari fosil, dan di waktu bersamaan akan menimbulkan pelayanan spesial kepada customer”.

1) Teknologi sebagai pusat pengendali strategi

Sistem lama yang sudah diimplementasikan beberapa tahun lalu untuk memudahkan operasional, secara cepat tergantikan oleh teknologi yang lebih cerdas yang dapat memudahkan penggabungan data, memudahkan hal-hal yang berkaitan dengan web-based, dan melakukan kordinasi antara berbagai sumber data.

Pertumbuhan permintaan teknologi yang dapat mengubah pesan-pesan elektronik ke dalam berbagai format yang dibutuhkan di dalam sistem yang berjalan, memungkinkan adanya komunikasi data secara penuh yang berjalan secara elektronik di antara klien dan vendor.

“Teknologi hanya akan mengirimkan hasil positif jika diimplementasikan dengan strategi dan operasional yang mengikuti praktik terbaik di dalam supply chain management. Pertama, mendapatkan hal basic yang benar. Ngga selamanya teknologi yang paling pintar sekalipun dapat memberikan kompensasi terbaik di bawah standar”, beliau menambahkan.

2) Fleksibel, transparan, supply chain yang bertanggung jawab

Ketika supply chain yang berkelanjutan sudah menjadi jargon dalam beberapa tahun belakangan, di 2016 akan mulai terlihat dominasi dari supply chain yang mulai memperhitungkan fleksibilitas keseimbangan dalam mengurangi dampak lingkungan dan permintaan stakeholder terhadap transparansi keseluruhan.

Marshbank bilang, “sistem integrasi yang real-time, pertukaran keamanan data, kemudahan melihat dan melenusuri antara sistem-sistem yang berbeda melalui berbagai supply chain dan industri vertikal hanya sebagian dari opsi yang sudah ada di dalam teknologi”.

“Batas terbesar dalam mengadopsi teknologi ini adalah kurangnya pemahaman tentang keuntungan yang dikombinasikan dengan ekspektasi dari tingginya biaya implementasi”.

3) Improvisasi kecil akan mendorong kepada sukses besar

Optimasi dari setiap komponen supply chain sudah menjadi sebuah hal yang sangat penting untuk tumbuh dan berhasil. Sebuah tindakan yang sangat kecil dari optimasi akan jadi pembeda diantara kompetitor.

Prediksi mengenai rencana kerja dan solusi manajemen, penempatan dan pendistribusian ruang alokasi di dalam software pada saat pelacakan dan pengiriman data yang terintegrasi secara real-time, akan menjadi sebuah hal yang mainstream bagi supply chain paling besar atau yang terkecil sekalipun.

4) Berpikir dan lakukan lebih cepat

Memiliki keahlian di dalam teknologi dapat bermanfaat dalam melakukan optimasi lebih cepat dalam mengimplementasikan supply chain. “Menggunakan sistem baru untuk menyelesaikan pekerjaan dalam dua minggu, jadi lebih mudah dan lebih terjangkau, baik bagi perusahaan besar maupun kecil”, Marshbank menjelaskan.

Pengembangan selanjutnya dalam consumer technology juga membuat kemudahan dalam komunikasi multi-user untuk dapat terhubung ke dalam sistem yang berjalan di perusahaan, mengurangi kebutuhan untuk pengeluaran tambahan dan mengurangi waktu tunggu bagi custom mobile device.

“Pada saat ekonomi bergejolak, perusahaan tidak akan mau melakukan pengeluaran besar-besaran dalam trial-and-error dalam urusan teknologi. Para penyedia layanan perlu untuk menjaga gambaran besar kesuksesan di dalam benaknya dan dapat memberikan saran yang mantap di dalam perencanaan yang tidak akan memakan banyak uang, dan akan mengembalikan investasi yang ditanamkan di dalam waktu yang singkat”, Marshbank menyarankan.

“Kebanyakan profesional dalam bidang supply chain sudah punya strategic plan yang matang untuk diterapkan. Daripada membeli sistem baru, mereka hanya perlu sedikit arahan untuk memecahkan poin masalah mereka dengan mengubah sedikit teknologi yang sudah mereka punya”.

“Mampu memadukan sistem dan menerapkan alat-alat secara terukur adalah apa yang membuat teknologi masa depan lepas dari paket perangkat lunak yang sulit dipakai yang terlanjur populer di era sebelumnya”, Marshbank menambahkan.
×
Judul